Jika Hamil Itu Kompetisi Apakah Semua Perempuan Harus Jadi Pemenang?

Ini sama kayak ucapan basa-basi (yang dikira nggak berbahaya) seperti, “Eh, kamu gendutan ya sekarang?” atau “Gimana skripsi, kapan lulus dan kerja?”

Mungkin niatnya cuma nanya kabar, but it’s actually very rude. Bagi subyek yang ditanya, it’s do more harm than you realize. Apalagi kalau setelah dijawab malah dilanjutkan dengan pertanyaan lain seperti, “Makanya diet dong.” atau “Kamu sih kurang usaha cari kerjanya.”

Kadang orang lupa, nggak semua orang menjalani hidup yang sama dengan dirinya.

Kadang orang merasa, pendapat dan cara hidupnya yang paling benar.

Bukan sok bijak atau menggurui. Saya sendiri (sepengetahuan saya ttg diri sendiri) berusaha untuk nggak kepo dengan hidup orang lain kecuali mereka sendiri yang ‘mention’ tentang insecurity or problem terhadap saya. Hasilnya? Sebagian besar dari mereka segan mau kepoin hidup saya.

Tapi seandainya ada yang merasa tersakiti karena judgement saya, ya saya dengan rendah hati mohon maaf atas kelakuan yang tidak saya sadari itu.

Seandainya lebih banyak orang Indonesia yang mengerti ini, bahwa ucapan semacam itu tidak sopan dan poking people’s private live, mungkin hidup kita akan lebih damai, or at least less stressed.

Why don’t we all do nice thing instead? Mending kita doakan saja mereka yang baik-baik, supaya mereka cepat lulus, lekas dapat kerja, lekas dikaruniai anak dan hal-hal baik lainnya. Entah langsung ke orangnya atau dalam hati.

Why don’t we respect other people? Let them live their own lives and let mind our own business? It’s as simple as do to others as you would them do to you. So, if you don’t want to be judged, don’t do that to other person. And lets see what will happens.

Flying so light to the sky

Marisa Tomei, Artis dan Produser Marisa Tomei, Artis dan Produser

Seorang teman saya membagikan sebuah link artikel yang pernah ditulisnya ketika belum melahirkan. Salah satu kalimat yang saya ingat betul adalah hamil itu bukan lomba makan kerupuk, siapa yang paling cepat habis maka dialah pemenangnya. SAYA MENGAMININYA DENGAN SEGALA IMAN KEBERTUHANAN YANG SAYA PUNYA.

Tahun ini, saya dan Daniel memasuki pernikahan ketiga. Maka intensitas pertanyaan kapan hamil makin sengit kaya walang sangit….Jika di bulan-bulan awal pernikahan pertanyaan, “Kapan hamil?” masih bisa saya jawab dengan senyum-senyum manis, bayangin dong di tahun ketiga ini bagaimana saya menjawab pertanyaan itu. Dengan mencoba tersenyum. Dicatat ya, mencoba tersenyum. Iya ngga bisa senyum santai kaya dulu karena terlalu amat sangat bosan mendengar pertanyaan seputar hamil. Begini kira-kira reaksi dalam hati ketika pertanyaan-pertanyaan itu muncul.

View original post 1,141 more words

6 comments

  1. THIS!!!!
    Haha tapi sociaL pressure & muLut2 usiL ini bakaL seLaLu ada di sepanjang tahapan hidup. Capek kaLo seLaLu ditanggepin serius.

    • Iya nih mba. Seandainya aja ada satu-dua orang yg ‘sadar’ bahwa omongan usil itu ga sopan dan lebih banyak nyakitin hati orang lain. Bayangkan berapa bny hati yang sudah retak jadi tidak makin bertambah remuk, at least by one or two people lah.. lumayan kan ngobrol sama orang yg menenangkan hati.

      Tapi yaaah, namanya orang Indonesia *Sorry, I’m doing some generalisation here* ( 😦

  2. ahahahahaha Okyyyyy >,< I know how does it feel when people asking about thesis progress or anything else. aku malah pernah ditanya gini "ngapain s2 di UGM lagi. mending keluar negeri aja", asked when I just got an acceptance for my postgraduate study. the one who asked bahkan belum lulus sampe sekarang. but, well never mind them. hehehe :p but honestly, sometimes I asked such a question to a particular person, who I knew quite well about their lives and whatever they were doing. kadang nanya sama orang yang aku tau progress skripsi mereka lebih cepet dari aku but in the end I graduate first. atau nanya ke orang-orang yang kayak gak mikir skripsi, hidupnya cuma main2 aja. but only asking "skripsi udah sampe mana" hahahaha. kadang juga nanya cuma karena iseng, like breaking the ice. yah namanya hidup, banyak lika-likunya. yang penting kamu semangat Kyyyyyy xD
    btw, long time no see. me miss you 🙂

  3. hahaha *merasa sebagai orang yang sering kali menanyakan hal tersebut*
    emang sih aku nyinyir, ya tapi budaya basa-basi ala orang jawa udah terlanjur melekat di diriku ini ky. Tapi seriously, aku nanyanya juga sambil doain lah ya pasti. Abis susah mbuka percakapan kalo nggak nanya apa kabar dst dst. Hehehe. Kalo hanya sekedar nanya sekarang sibuk apa? gimana kuliah? itu juga rude, kita nanyanya apa ya enaknya? 😀

    • Haha, yup. Itulah karakteristik budaya Indonesia (ga cuma jawa). Apa yg kita sebut KEPO (skg ini) dianggap sebagai perhatian. Ga memungkiri juga, ada yg merasa kalau ‘ga ditanya’ berarti ga diperhatiin. Nah itu yg sering bgt aku alamin, Tik. Temen2ku sendiri nih yg bilang gini, ‘eh tahu ga Ky, aku habis potong rambut lho. Kamu kok ga perhatian sih.’ Yaaa padahal aku merhatiin cuma ga komentarin aja wkwkwk.

      Nah, maksud dari artikelku ini Tik. Kebanyakan tuh orang nggak sebaik kamu. Lebih banyak yg setelah kepo, trus suka nyinyirin dan merasa hidupnya paling benar dan paling lurus, sdgkn hidup org lain yg ga sama kayak dia, dianggap salah dan dibahas terus serta diceritakan ke org lain seolah itu aib dan bukti dari ketidakmampuan/kegagalan hidup seseorang. Sedih yaa kalau kayak gitu.

      Semoga makin banyak orang yg lebih menghargai orang lain dan at least sadar bahwa jalan hidup orang itu nggak akan ada yg sama persis. Aamiin. Hehehehe..

      Btw, Tik. Finally you are blogging!! Ayok mulai dari sekarang rajin ngeblog yuuuuk.. so we can catch up with each other lives trough writing :*:*:**:*

Leave a comment