Hari ini, mood saya dipermainkan.
Suatu ketika, saya melihat tawaran proyek audit yang sudah jadi incaran saya semenjak semester 3 (skg saya semester 7) tapi apa dikata saya nggak memenuhi satu kualifikasi dan saya langsung menyerah. Berusaha melupakan dan cuma bisa berdoa supaya dapat kesempatan berikutnya.
Tiba-tiba hari ini saya dapat telepon dari Jurusan. I got the job. Saya bahkan nggak apply tapi ditawarin, ini sesuatu yg wow. I’m so happy and excited for the opportunity. But the I mention one of the qualification that exclude me from the job. Langsung dong tawaran dibatalkan. WTF.
Saya yang awalnya seneng banget, eh langsung sedih banget. Huuuhuuu~ sampai nangis pas solat. Minta supaya ikhlas dan dapat yang lebih baik di kesempatan berikutnya. I even texted Mada saking kalutnya. Pokoknya sedih banget batal dapat proyek yang uda saya impikan sejak 3 semester yg lalu. Yah, pas saya udah ikhlas itu habis solat, Mada telepon.
He encouraged me to not easily give up based on his experience. Langsung saya inget motto favorite saya,
“If you really want something, you don’t stop for anyone or anything until you get it.” – Blair Waldorf
Telepon dan dukungan dari Mada ini langsung menyadarkan saya. Bisa-bisanya saya nggak kepikiran untuk memperjuangkan dulu alih-alih langsung menyerah dan pasrah begitu saja ya? Langsung deh saya berhenti bersedih dan ngehubungi Jurusan bahwa saya kepengen banget proyek itu dan mau total disana. Eh, langsung dong di acc sama koordinator proyek, disuruh datang langsung saat itu juga ke Kantor untuk pembicaraan lebih lanjut.
Huaaaaaa seneng banget deh pokoknyaaa~ I got the Job. Alhamdulillah, makasih banyak, Allah Maha Besar. Makasih juga uda ngasih saya pelajaran berharga untuk nggak gampang menyerah to fight for what I really wanted, lewat Mada. I got the job, the job I really wanted since more than 3 semester.